kikichemist.blogspot.com,- Kalau lagi ngomongin buku, tentu banyak banget ya buku-buku yang bertebaran di toko buku ataupun perpustakaan. Bagi para pecinta buku, pasti gak bakal sayang kalau duitnya abis beratus ribu demi buat beli buku yang dia incar.
Ada lagi orang yang suka banget menghirup aroma buku baru, katanya aromanya special. Untuk buku sendiri kalian lebih suka baca yang gimana nih? Kalau saya lebih tertarik untuk baca buku-buku novel.
Kayaknya, saat baca novel itu kita bisa ngerasain tiap alur cerita yang ada dalam novel tersebut. Cerita-cerita yang ada dalam novel biasanya lebih kompleks dan bikin penasaran buat lanjutin baca.
Nah kali ini saya akan mencoba sedikit menceritakan novel bagus karya Ahmad Fuadi yang sebagian orang pasti sudah gak asing sama judulnya. “Negeri 5 Menara”, menurut saya novel ini cukup bagus dan inspiratif.
Cerita berapi-api dan menimbulkan semangat buat para pembacanya agar bersungguh-sungguh untuk meraih impian. Novel yang seperti ini seharusnya banyak dibaca oleh para anak muda biar gak cuma mimpi aja, tapi bergerak untuk meraih impiannya.
Oke deh, di artikel ini akan saya ulas sedikit informasi mengenai buku Negeri 5 Menara, Novel Inspiratif buat Para Pengejar Impian. Bagi yang belum baca, jangan lupa sempatkan untuk membacanya ya.
Identitas Buku
Judul buku : Negeri 5 Menara
Penulis buku : Ahmad Fuadi
Penerbit buku : Gramedia Pustaka Utama
Kota terbit : Jakarta
Tebal buku : 339 halaman
ISBN : 9789792248616
Cerita singkat buku “Negeri 5 Menara”
Novel karya Ahmad Fuadi ini merupakan novel yang diangkat dari kisah nyata, berlatar di sebuah pesantren yang bernama “Pondok Madani”.
Novel ini menceritakan tentang Alif, seorang anak cerdas dari Sumatera Barat yang ingin bersekolah di SMA. Setelah ia menempuh pendidikan di Madrasah Tsanawiyah, pikirnya akan membuat orangtuanya setuju dengan rencananya yang akan melanjutkan sekolah non agama.
Alasannya, Alif ingin memahami teori-teori ilmu modern, bukan hanya ilmu fiqh dan ilmu hadist. Cita-citanya untuk menjadi seperti Habibie membuatnya bertekad kuat melanjutkan ke sekolah umum.
Sayangnya, rencana itu dipatahkan oleh kedua orangtuanya. Orangtua Alif lebih menginginkan ia melanjutkan sekolah ke Madrasah Aliyah agar ia bisa menjadi pemimpin agama seperti Buya Hamka.
Latar belakang ayah ibunya yang merupakan keturunan ulama membuat Alif tak dapat menentang keputusan kedua orangtuanya.
Akhirnya, demi menumpahkan kekesalannya ia setuju untuk sekolah agama, tapi ia hanya ingin bersekolah di Pondok Madani, sebuah pesantren yang ada di tanah Jawa, tempat yang jauh dari kampung halamannya.
Alif pun bersekolah di pondok tersebut setelah sukses melewati proses seleksi yang ketat. Surat dari pak etek Gindo yang mengatakan di Pondok Madani terbiasa berbicara bahasa asing ternyata membuatnya tergiur.
Di Pondok Madani, Alif memiliki sahabat karib yang dijuluki “sahibul menara” karena seringnya mereka berkumpul di bawah menara masjid.
Para sahibul menara ini memiliki cita-cita untuk dapat menginjakkan kaki ke Negeri impiannya masing-masing.
Alif ingin pergi ke Amerika, Raja sangat kagum dengan Inggris, Atang ingin pergi ke Mesir, Baso ingin belajar ke Mekkah, sementara Said dan Dulmajid ingin mendirikan sekolah di negeri sendiri.
“Man Jadda Wa Jadda” adalah mantra penyemangat sahibul menara ini. Mereka kembali dipertemukan sebagai orang yang sukses setelah bertahun tak bertemu.
Pada akhirnya, setelah melewati beberapa fase dan usaha yang besar, para sahibul menara ini berhasil meraih impiannya masing-masing dan membuktikan bahwa mantra “Man Jadda Wa Jadda” yang didengungkan saat berada di Pondok Madani telah berhasil mengantarkan mereka pada apa yang mereka impikan.
Fadillah yang Dapat Diambil
Tentu, tiap kita punya impian yang ingin dicapai. namanya juga impian, pasti sesuatu yang ingin kita wujudkan.
Ntah semustahil apapun itu, yang namanya impian tetap punya hak untuk kita wujudkan. Selain itu, ketika kita sudah bergerak untuk meraih mimpi kita, jangan pernah berhenti dan kembali, kerikil pasti selalu ada di tengah jalan.
Tapi, jangan biarkan kerikil kecil menghalangi kita untuk menaiki pegunungan hijau, singkirkan kerikil itu dan teruslah berjalan hingga kita bisa berdiri di atas impian kita. Seperti Alif , yang sudah bertekad meraih impiannya tapi ada aja kerikil-kerikilnya.
Mungkin awalnya Alif mau menyerah, tapi karena gak jadi nyerah dan tetap berjalan, akhirnya impiannya bisa terwujud, bahkan Allah kasih bonus dengan pendidikan agama yang bisa jadi bekal buat akhirat.
Wahh, para kawula muda yang sedang mengejar impian, jangan pernah menyerah ya. Bersungguh-sungguhlah untuk meraih impianmu agar bisa menjadi kenyataan.
Jangan lupa, selalu libatkan Allah dalam tiap perjalanannya dan tetap berada dalam koridor-Nya agar impianmu diridhoi.
Posting Komentar
Posting Komentar